Terung - Kamis, 1 Agustus 2024, Pemerintah Desa Terung kembali menggelar serangkaian acara adat yang sarat makna, yaitu Ngudar Roso dan Pager Deso, sebagai bagian dari perayaan Merti Bumi Desa Terung. Acara ini dihadiri oleh berbagai kalangan, termasuk FORKOPIMCA Kecamatan Panekan, serta masyarakat Desa Terung yang antusias mengikuti rangkaian kegiatan tersebut. Pager Deso merupakan ritual yang dilaksanakan oleh sesepuh adat Desa Terung. Ritual ini merupakan bentuk ikhtiar dan doa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, memohon datangnya kebaikan, keselamatan, dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat serta Pemerintah Desa Terung. Melalui Pager Deso, sesepuh adat berharap dapat melindungi desa dari segala marabahaya dan memastikan kehidupan yang harmonis dan sejahtera. Sementara itu, Ngudar Roso menjadi sorotan yang mengusung kesenian Mocopat yang memuat pitutur luhur tentang hidup dan kehidupan manusia. Mocopat dalam Ngudar Roso ini bukan hanya sebuah seni, tetapi juga sarana refleksi bagi masyarakat Desa Terung untuk merenungi kehidupan yang telah mereka jalani. Dengan tema yang mencakup aspek keagamaan, kebudayaan, kesenian, dan sosial kemasyarakatan, Ngudar Roso menjadi acara yang mendalam dan penuh makna. Semangat kebersamaan terlihat jelas sepanjang acara. Seluruh masyarakat Desa Terung mengikuti dengan khidmat, menunjukkan betapa kuatnya ikatan sosial dan budaya di desa ini. Ngudar Roso dan Pager Deso menjadi bukti nyata bahwa tradisi dan kebudayaan dapat berjalan seiring dengan perkembangan zaman, tanpa kehilangan esensi dan nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh para leluhur. Acara diakhiri dengan selamatan Merti Bumi, yang menjadi momen penting untuk bersyukur atas nikmat yang telah diberikan. Selain sebagai wujud syukur, selamatan Merti Bumi ini juga menjadi ajang silaturahmi, mempererat hubungan antarwarga serta antara masyarakat dengan pemerintah desa. Suasana keakraban dan kebersamaan tampak jelas, menggambarkan harmoni dan solidaritas yang kuat di Desa Terung.