WEB LAMA
04 Juli 2025

NGURI-NGURI BUDAYA JAWI MELALUI JAMASAN PUSAKA DESA TERUNG

Terung,04/07/2025

              Pada era digital seperti yang sedang kita Jalani sekarang ini sudah sangat sulit didapati pelaksanaan tradisi leluhur bangsa yang dahulu pernah berkembang pesat pada masanya. Salah satunya adalah keberadaan keris pusaka yang dahulu sangat sering dijumpai di hampir Masyarakat kita. Disamping fungsinya sebagai alat persenjataan, keris pusaka dimaknai oleh Sebagian Masyarakat sebagai pegangan dan sarana pelindung diri dari mara bahaya baik secara kasat mata maupun tidak. Seiring berjalannya perkembangan peradaban manusia, eksistensi keris pusaka semakin jarang ditemui di kalangan masyarakat awam. Hanya beberapa golongan Masyarakat tertentu saja yang masih menjaga eksistensi keris berikut perawatan nya.

Kilas balik tradisi jamasan keris pusaka di Desa Terung telah dilaksanakan sejak jaman nenk moyang dan leluhur Masyarakat Desa Terung. Umumnya masyarakat yang memiliki keris pusaka adalah mereka yang memiliki kemampuan supranatural dan menjadi tokoh adat di desa. Banyak kalangan masyarakatb tradisional masih percaya kekuatan magis yang terkandung dalam keris pusaka yang dimilikinya, Masing-masing pusaka memiliki keistimewaan masing-masing. Para leluhur Masyarakat desa Terung biasa melakukan tradisi jamasan di bulan Suro atau dikenal dengan nama bulan Muharam. Para pemangku adat di desa melakukan jamasan pusaka ini secara mandiri di rumah mereka masing-masing dengan segenap ubo rampe (kelengkapan) jamasan yang menyertainya. Maksud dari jamasan ini sendiri secara harfiah adalah membersihkan keris pusaka yang terbuat dari partikel baja agar tetap terjaga kebersihannya dan terhindar dari korosi. Secara makna lebih mendalam, jamasan pusaka dipahami sebagai tahapan memantapkan diri kita dihadapan Yang Maha Kuasa, sebagai upayamenjaga harga diri agar senantiasa bertindak tanduk jujur, bersahaja, dan selalu meminta petunjuk Tuhan Yang Maha Kuasa.

Seiring memudarnya nilai-nilai tradisi seperti Jamasan keris pusaka ini maka Pemerintah Desa Terung merespon hal tersebut dengan memfasilitasi kegiatan jamasan keris pusaka bagi Masyarakat Desa Terung yang memiliki keris pusaka dan secara seremonial diselenggarakan di Balai Desa dengan mengundang sesepuh adat Desa Terung untuk melakukan ritual adat jamasan. Dipimpin langsung oleh Mbah Sarni selaku sesepuh adat Desa Terung prosesi jamasan keris pusaka pun di Mulai. Semerbak bau dupa memenuhi seluruh ruangan Balai Desa Terung. Para undangan yang hadir pun terhipnotis dengan kekhusuyukan ritual jamasan keris pusaka ini. Dengan dibantu oleh seniman Bapak Hari, prosesi ritual jamasan keris pusaka des aini berlangsung dengan khidmat dan lancar. Jamasan keris pusaka ini dilaksanakan dengan memakai air dari 7 sumber mata air yang ada di wilayah Desa Terung dan sekitarnya. Acara Jamasan keris Pusaka ini diakhiri dengan selamatan yang juga dipimpin langsung oleh sesepuh adat Desa Terung Mbah Sarni, yang kemudian dilanjutkan dengan bruncah tumpeng selamatan oleh seluruh undangna yang hadir.  (Red/BC)

SUWARNO, S.SOS (KEPALA DESA)    DWI PURYANI (SEKRETARIS DESA)    JOKO SUPRIYANTO (KAUR PERENCANAAN)    AHMAD YANI WAHYU ABADI (STAF KASI PEMERINTAHAN)    GANDUNG SUHERI (KAUR KEUANGAN)    SRI PUJI LESTARI (KAUR UMUM DAN TATA USAHA)    KUSBIYANTO (KASI KESEJAHTERAAN)    KEVIN LAROIBA EKO SUHERI (KASI PELAYANAN)    SUKESI (KAMITUWO I)    ENDRO BUDIONO (KASI PEMERINTAHAN)    SUBINI (KAMITUWO 2)